Jakarta - Kerupuk sudah menjadi bagian tak terpisahkan saat bersantap sehari-hari. Salah satu jenis kerupuk yang digemari adalah kerupuk kulit. Tapi, penggemar kerupuk kulit kini harus berhati-hati, karena banyak kerupuk kulit tak halal yang beredar luas.
Siapa yang tak suka kerupuk? Bahkan makan tanpa kerupuk, serasa tak komplit rasanya. Itulah sebagian besar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang telah menjadikan kerupuk yang renyah dan gurih ini menjadi bagian tak terpisahkan saat menyantap makanan setiap harinya.
Kerupuk dapat terbuat dari berbagai macam bahan, mulai dari kanji, ikan, udang, jengkol, sampai kulit sapi dan kulit babi. Oleh karena itu, khusus untuk kerupuk kulit inilah masyarakat khususnya kaum muslim harus berhati-hati. Selain bentuk dan teksturnya yang nyaris serupa, kerupuk kulit babi juga beredar bebas di masyarakat. Agar tidak terkecoh dengan kerupuk kulit yang tak halal, apa saja yang harus diperhatikan dalam membeli kerupuk kulit?
Tampilan kerupuk kulit ini sederhana, teksurnya berpori-pori karena terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan. Dalam bentuk kering kerupuk kulit memang susah dikenali berasal dari binatang apa. Namun, umumnya kerupuk kulit yang berasal dari kulit babi biasanya berwarna lebih putih dan cerah. Selain itu kerupuk kulit dari bahan kulit babi ini juga memiliki ciri-ciri teksturnya lebih halus dengan lubang udaranya kecil-kecil dan lebih empuk.
Sebaliknya kerupuk kulit sapi berwarna agak sedikit kecoklatan. Pori-porinya lebih besar dan kasar dan rasanya kadang renyah-renyah keras. Biasanya kerupuk kulit babi dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dengan kerupuk sapi. Sebab kulit babi dianggap sebagai limbah sedangkan kulit sapi tidak.
Biasanya kerupuk kulit babi dijual di sepeda-sepeda dorongan, meski dalam penjualannya kebanyakan ditulis dengan jelas kalau menggunakan kulit babi. Selain itu, kerupuk kulit babi juga banyak tersedia di restoran-restoran milik warga Tionghoa karena kerupuk kulit babi banyak dijadikan pendamping dalam menikmati kwe cap atau bubur. Namun, agar tidak terkecoh dengan mengenali ciri-ciri khasnya Anda bisa lebih berhati-hati dalam membeli kerupuk kulit.
Jakarta - Umat Islam yang tersebar di seluruh dunia menjadi target pasar yang potensial. Karenanya, produk halal makin banyak diproduksi dan beredar di negara-negara minoritas muslim. Namun dikhawatirkan, jika kehalalan tak lagi dilihat dari sisi syariah, melainkan dari segi bisnis semata.
Halal kini telah menjadi isu dan kebutuhan bisnis global. Berbagai negara yang mayoritas penduduknya adalah non muslim banyak mengadakan pameran produk halal. Hal tersebut dimaksudkan untuk menarik minat konsumen dan juga kalangan bisnis maupun industri pangan.
Warga muslim tentunya memahami bahwa kehalalan produk yang dimanfaatkan merupakan ketentuan yang tak bisa ditawar lagi. “Halal itu merupakan kaidah agama dengan otoritas para ulama,” kata ketua LPPOM MUI Ir. Lukmanul Hakim, M.Si. Esensi produk halal bisa menjadi abu-abu jika hanya dipandang sebagai urusan bisnis.
Untuk menghindari hal tersebut, LPPOM MUI kembali menyelenggarakan International Training for Auditor of Halal Certifying Body yang diselenggarakan di Bogor pada 28 Juni hingga 5 Juli 2012. Acara ini menjadi implementasi dalam upaya mengharmonisasikan standar dalam proses sertifikasi halal agar benar-benar menjamin kehalalan produk yang dikonsumsi umat.
“Dengan harmonisasi standar sebagai bentuk kesatuan umat, kita akan memiliki kekuatan dalam menghadapi isu yang mendiskreditkan nilai-nilai Islam”, kata Lukmanul Hakim ketika ditemui dalam acara pelatihan internasional ini. Acara ini dihadiri 22 peserta yang berasal dari Jerman, Belanda, Amerika, Srilanka, Jepang, brunei Darussalam, Selandia Baru, dan Australia, serta perwakilan LPPOM MUI propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bali, dan Yogyakarta.
Jakarta - Cara penyembelihan daging juga menjadi penentu apakah makanan tersebut halal atau tidak. Setelah sebelumnya warga muslim Inggris menolak penyembelihan dengan mesin, kini mencuat beberapa laporan dan aduan masyarakat yang protes dengan label halal di sejumlah restoran.
Sebelumnya, terjadi perdebatan di Hijaz Centre, Nuneaton, Inggris soal penggunaan mesin penyembelih yang bisa memotong banyak hewan sekaligus. Dari pembicaraan tersebut, banyak ulama yang berpendapat bahwa hewan patut dikategorikan halal jika dipotong sambil mengucapkan doa. Sementara jika menggunakan mesin, doa tersebut tak bisa selalu diucapkan.
Salah satu ulama berpendapat jika pemotongan hewan dengan mesin sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. “Doa harus selalu diucapkan setiap menyembelih satu hewan. Penyembelihan dengan mesin dilakukan hanya dengan sekali menekan tombol dan ratusan ayam langsung mati. Itu bukan cara Islam,” jelasnya.
Publikasi mengenai pendapat tersebutpun memicu berbagai reaksi. Banyak masyarakat yang meminta agar beberapa restoran tak lagi dikategorikan sebagai restoran halal, karena menggunakan mesin otomatis dan doa hanya diucapkan sekali saja. Salah satu restoran ternama yang dilaporkan adalah KFC.
2011 lalu, KFC menambah 92 outlet berlabel halal di berbagai wilayah di Inggris. Kini, kehalalan KFC dipertanyakan oleh banyak warga Muslim di sana, karena menggunakan mesin pemotongan hewan. Hal inipun menjadi topik lanjutan yang akan dibahas oleh para ulama di Inggris. Diharapkan, sebelum bulan Ramadhan mendatang, permasalahan ini sudah mendapatkan jawabannya.
Jakarta - Si kecil menolak nasi? Jangan panik. Cobalah sup komplet ini. Jagungnya menjadi pengganti nasi, masih dilengkapi pula dengan wortel dan bola-bola ayam yang empuk dan enak. Sajian komplet ini cukup untuk makan siang atau makan malamnya.
Bahan: Bola Ayam: 200 g daging ayam cincang 1 sdm susu bubuk 2 sdm tepung terigu 1 kuning telur ayam ½ sdt merica bubuk 1 sdt garam 50 g wortel, serut halus Kuah: 1 sdm minyak sayur 1 siung bawang putih, cincang halus 20 g bawang bombay, cincang halus 750 ml kaldu ayam 150 g biji jagung manis, serut halus 50 g wortel, iris kecil panjang ½ sdt merica bubuk 1 sdt garam
Cara membuat:
Bola ayam: Campur semua bahan menjadi satu. Bentuk adonan menjadi bola-bola mungil. Rebus atau kukus hingga matang. Tiriskan. Kuah: Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga layu. Tuangi kaldu, didihkan. Masukkan jagung, wortel dan bola ayam serta bumbu. Didihkan hingga sayuran lunak. Angkat. Sajikan hangat. Untuk 6 orang
Jakarta - Kerupuk sudah menjadi bagian tak terpisahkan saat bersantap sehari-hari. Salah satu jenis kerupuk yang digemari adalah kerupuk kulit. Tapi, penggemar kerupuk kulit kini harus berhati-hati, karena banyak kerupuk kulit tak halal yang beredar luas.
BalasHapusSiapa yang tak suka kerupuk? Bahkan makan tanpa kerupuk, serasa tak komplit rasanya. Itulah sebagian besar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang telah menjadikan kerupuk yang renyah dan gurih ini menjadi bagian tak terpisahkan saat menyantap makanan setiap harinya.
Kerupuk dapat terbuat dari berbagai macam bahan, mulai dari kanji, ikan, udang, jengkol, sampai kulit sapi dan kulit babi. Oleh karena itu, khusus untuk kerupuk kulit inilah masyarakat khususnya kaum muslim harus berhati-hati. Selain bentuk dan teksturnya yang nyaris serupa, kerupuk kulit babi juga beredar bebas di masyarakat. Agar tidak terkecoh dengan kerupuk kulit yang tak halal, apa saja yang harus diperhatikan dalam membeli kerupuk kulit?
Tampilan kerupuk kulit ini sederhana, teksurnya berpori-pori karena terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan. Dalam bentuk kering kerupuk kulit memang susah dikenali berasal dari binatang apa. Namun, umumnya kerupuk kulit yang berasal dari kulit babi biasanya berwarna lebih putih dan cerah. Selain itu kerupuk kulit dari bahan kulit babi ini juga memiliki ciri-ciri teksturnya lebih halus dengan lubang udaranya kecil-kecil dan lebih empuk.
Sebaliknya kerupuk kulit sapi berwarna agak sedikit kecoklatan. Pori-porinya lebih besar dan kasar dan rasanya kadang renyah-renyah keras. Biasanya kerupuk kulit babi dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dengan kerupuk sapi. Sebab kulit babi dianggap sebagai limbah sedangkan kulit sapi tidak.
Biasanya kerupuk kulit babi dijual di sepeda-sepeda dorongan, meski dalam penjualannya kebanyakan ditulis dengan jelas kalau menggunakan kulit babi. Selain itu, kerupuk kulit babi juga banyak tersedia di restoran-restoran milik warga Tionghoa karena kerupuk kulit babi banyak dijadikan pendamping dalam menikmati kwe cap atau bubur. Namun, agar tidak terkecoh dengan mengenali ciri-ciri khasnya Anda bisa lebih berhati-hati dalam membeli kerupuk kulit.
(dev/dev)
Jakarta - Umat Islam yang tersebar di seluruh dunia menjadi target pasar yang potensial. Karenanya, produk halal makin banyak diproduksi dan beredar di negara-negara minoritas muslim. Namun dikhawatirkan, jika kehalalan tak lagi dilihat dari sisi syariah, melainkan dari segi bisnis semata.
BalasHapusHalal kini telah menjadi isu dan kebutuhan bisnis global. Berbagai negara yang mayoritas penduduknya adalah non muslim banyak mengadakan pameran produk halal. Hal tersebut dimaksudkan untuk menarik minat konsumen dan juga kalangan bisnis maupun industri pangan.
Warga muslim tentunya memahami bahwa kehalalan produk yang dimanfaatkan merupakan ketentuan yang tak bisa ditawar lagi. “Halal itu merupakan kaidah agama dengan otoritas para ulama,” kata ketua LPPOM MUI Ir. Lukmanul Hakim, M.Si. Esensi produk halal bisa menjadi abu-abu jika hanya dipandang sebagai urusan bisnis.
Untuk menghindari hal tersebut, LPPOM MUI kembali menyelenggarakan International Training for Auditor of Halal Certifying Body yang diselenggarakan di Bogor pada 28 Juni hingga 5 Juli 2012. Acara ini menjadi implementasi dalam upaya mengharmonisasikan standar dalam proses sertifikasi halal agar benar-benar menjamin kehalalan produk yang dikonsumsi umat.
“Dengan harmonisasi standar sebagai bentuk kesatuan umat, kita akan memiliki kekuatan dalam menghadapi isu yang mendiskreditkan nilai-nilai Islam”, kata Lukmanul Hakim ketika ditemui dalam acara pelatihan internasional ini. Acara ini dihadiri 22 peserta yang berasal dari Jerman, Belanda, Amerika, Srilanka, Jepang, brunei Darussalam, Selandia Baru, dan Australia, serta perwakilan LPPOM MUI propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bali, dan Yogyakarta.
SUMBER: LPPOM MUI
Jakarta - Cara penyembelihan daging juga menjadi penentu apakah makanan tersebut halal atau tidak. Setelah sebelumnya warga muslim Inggris menolak penyembelihan dengan mesin, kini mencuat beberapa laporan dan aduan masyarakat yang protes dengan label halal di sejumlah restoran.
BalasHapusSebelumnya, terjadi perdebatan di Hijaz Centre, Nuneaton, Inggris soal penggunaan mesin penyembelih yang bisa memotong banyak hewan sekaligus. Dari pembicaraan tersebut, banyak ulama yang berpendapat bahwa hewan patut dikategorikan halal jika dipotong sambil mengucapkan doa. Sementara jika menggunakan mesin, doa tersebut tak bisa selalu diucapkan.
Salah satu ulama berpendapat jika pemotongan hewan dengan mesin sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. “Doa harus selalu diucapkan setiap menyembelih satu hewan. Penyembelihan dengan mesin dilakukan hanya dengan sekali menekan tombol dan ratusan ayam langsung mati. Itu bukan cara Islam,” jelasnya.
Publikasi mengenai pendapat tersebutpun memicu berbagai reaksi. Banyak masyarakat yang meminta agar beberapa restoran tak lagi dikategorikan sebagai restoran halal, karena menggunakan mesin otomatis dan doa hanya diucapkan sekali saja. Salah satu restoran ternama yang dilaporkan adalah KFC.
2011 lalu, KFC menambah 92 outlet berlabel halal di berbagai wilayah di Inggris. Kini, kehalalan KFC dipertanyakan oleh banyak warga Muslim di sana, karena menggunakan mesin pemotongan hewan. Hal inipun menjadi topik lanjutan yang akan dibahas oleh para ulama di Inggris. Diharapkan, sebelum bulan Ramadhan mendatang, permasalahan ini sudah mendapatkan jawabannya.
(flo/odi)
Jakarta - Si kecil menolak nasi? Jangan panik. Cobalah sup komplet ini. Jagungnya menjadi pengganti nasi, masih dilengkapi pula dengan wortel dan bola-bola ayam yang empuk dan enak. Sajian komplet ini cukup untuk makan siang atau makan malamnya.
BalasHapusBahan:
Bola Ayam:
200 g daging ayam cincang
1 sdm susu bubuk
2 sdm tepung terigu
1 kuning telur ayam
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
50 g wortel, serut halus
Kuah:
1 sdm minyak sayur
1 siung bawang putih, cincang halus
20 g bawang bombay, cincang halus
750 ml kaldu ayam
150 g biji jagung manis, serut halus
50 g wortel, iris kecil panjang
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
Cara membuat:
Bola ayam: Campur semua bahan menjadi satu.
Bentuk adonan menjadi bola-bola mungil.
Rebus atau kukus hingga matang. Tiriskan.
Kuah:
Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga layu.
Tuangi kaldu, didihkan.
Masukkan jagung, wortel dan bola ayam serta bumbu.
Didihkan hingga sayuran lunak. Angkat.
Sajikan hangat.
Untuk 6 orang
(odi/odi)